Bissoloro, 31 Januari 2022 – Kepala Bidang Teknis Balai Besar KSDA Sulsel, Ir. Anis suratin., MP, Tim Wildlife Rescue Unit (WRU)  Balai dan Resort Ko’mara, bersama mitra melepasliarkan 15 ekor Soa Layar (Hydrosaurus weberi) dan 10 ekor Kadal Salak (Tropidophorus apulus) hasil serahan JNE dan Balai Karantina Pertanian Makassar, pada hari Kamis, 27 Januari 2022 di kawasan konservasi Suaka Margasatwa Ko’mara,  Kabupaten Takalar.

 

Mitra Balai Besar KSDA Sulsel yang mengikuti pelepasliaran satwa antara lain Koordinator Pengawasan dan Penindakan Balai Karantina Pertanian Makassar, Musdar., S.IP., MM, Kepala Cabang JNE Makassar, Suci Indah Permatasari dan Tim Bobo Animal Pet House.

 

Kepala Bidang Teknis Balai Besar KSDA Sulsel, Ir. Anis Suratin, MP mengatakan “25 ekor satwa yang dilepasliarkan tim hari ini merupakan hasil kerjasama mitra Balai Besar KSDA Sulsel yang telah mengagalkan peredaran ilegal tumbuhan dan satwa liar. Sebelum dilepasliarkan, kami menitipkan satwa-satwa tersebut di Bobo Animal Pet House, yaitu salah satu mitra berpengalaman dalam menangani satwa jenis reptil.

 

Di tempat terpisah, Kepala Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan, Ir. Thomas Nifinluri, M.Sc menyampaikan,“Apresiasi saya berikan kepada semua pihak yang terlibat, sehingga kegiatan pelepasliaran dapat berjalan lancar, dimana kedua satwa ini merupakan jenis endemik Sulawesi. Terimakasih kepada JNE Makassar, Balai Karantina Pertanian Makassar dan Bobo Animal Pet House atas dukungan dan peran aktifnya dalam kegiatan pengendalian peredaran tumbuhan dan satwa liar di Sulawesi Selatan”, Ungkap Thomas.

 

Soa Layar (Hydrosaurus weberi) dan Kadal Salak (Tropidophorus apulus) tidak termasuk dalam jenis satwa liar yang dilindungi di Indonesia. Namun Soa Layar tercantum dalam daftar kuota pengambilan tumbuhan alam dan penangkapan satwa liar Dirjen KSDAE Kementerian KLHK. Dimana peredaran TSL ini harus dilengkapi dengan dokumen resmi berupa SATS-DN yang diterbitkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam dan sertifikat kesehatan dari Balai Karantina Hewan.

 

Soa layar umumnya tersebar hanya di Maluku. Namun, ada juga yang mengatakan kadal jenis ini juga ditemukan di Pulau Togian dan Buton (Sulawesi), Ambon, Seram, Bacan, Ternate, Halmahera, Waigeu (Papua Barat) dan Filipina. Dimana dapat dijumpai di sekitar aliran sungai, muara dan mangrove. Hewan yang masuk dalam keluarga Agamidae dan jenis Sauria atau lizard (kadal) ini aktif di siang hari dan sering terlihat berjemur di atas bebatuan dan pohon mati di pinggir sungai. Sedangkan pada malam hari, soa layar biasa tidur di dahan pohon yang berada di dekat sungai atau danau.

 

Kadal Salak (Tropidophorus apulus) berasal dari Pulau Sulawesi tepatnya disekitar daerah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Keunikan dari Kadal Salak atau Sulawesi Spiny Water Skink ini tidak seperti jenis kadal lainnya yang berkembang biak dengan cara bertelur (Ovipar), Kadal Salak berkembang biak dengan cara melahirkan (Vivipar). Kadal ini sangat menyukai dan banyak menghabiskan hidupnya disekitaran sumber aliran air (semi akuatik) seperti sungai, danau, dan tidak jarang juga ditemukan berada dekat pemukiman warga (Alamlusvi.com).

 

 

Penanggung Jawab Berita:

Eko Yuwono, S.Hut.  

 

Call Center BBKSDA Sulsel:

08114600883