Sinjai, Selasa 17 Januari 2023 – Kepala Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan memberi apresiasi pada Ekspose dan Seminar Survei Kamera Jebak (camera trap) satwa Anoa. Kegiatan ekspose dan seminar ini dilaksanakan berdasarkan hasil kegiatan Identifikasi Satwa Bernilai Penting Jenis Satwa Anoa di Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Abdul Latief Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan.

 

Kegiatan yang dilaksanakan secara daring dan luring ini dihadiri oleh Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik (KKHSG), Balai Besar KSDA Sulsel, Unsur Pemerintah Provinsi, Unsur Forkopimda Kab. Sinjai, Unsur Pemerintah Kabupaten, Akademisi, Media dan Pemerhati Lingkungan.

Kepala Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan, Ir Jusman saat membuka acara didampingi Penjabat Sekretaris Daerah Sinjai, Andi Jefrianto Asapa (ASA). kegiatan Ekpose dan Seminar dilanjutkan dengan pemaparan hasil survei camera trap oleh Fauna dan Flora International (FFI). Dalam paparan disampaikan berdasarkan hasil review terekam 9 jenis satwa diantaranya adalah anoa gunung (Bubalus quarlesi), musang sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii), kera hitam sulawesi (Macaca maura), sus selebesis/ babi kutil dll yang terekam pada 6 camera trap. Selain itu, hasil survei juga menapilkan data terkait jejak kotoran, kaki dan pakan satwa. Selain materi yang disampaikan oleh FFI, Balai Besar KSDA Sulsel yang diwakili oleh PEH Muda Muhammad Idham Aliem menyampaikan materi terkait Nilai Penting Spesies Anoa dan Ancamannya. Kegiatan pemaparan materi ini dipandu oleh Moderator Bapak Nasrul dari Dinas Lingkungan Hidup Sinjai.

 

Dr. Ir. Abdul Haris Mustari (Akademisi IPB) sebagai penanggap menyampaikan bahwa “Keunggulan komparatif dan fungsi utama Tahura Abdul Latief adalah konservasi in-situ (konservasi di habitat aslinya) dan dapat dikembangkan menjadi biodiversity-ecotourism, mengenalkan kepada masyarakat luas akan peran penting biodiversitas flora dan fauna sulawesi. Karena itu dibutuhkan peran aktif para pihak (pemerintah, masyarakat, LSM, journalist, dll) untuk melestarikan anoa dan seluruh biodiversitas serta ekosistem Pegunungan Lompobattang-Bawakaraeng”.

“Apresiasi kepada Bupati Kab. Sinjai dan jajaran serta Kerjasama Balai Besar KSDA Sulsel dan FFI yang telah melaksanakan survei kamera jebak pada landscape Bawakaraeng-Lompobattang. Dan Kedepannya perlu dipastikan keberlanjutan kegiatan Inver anoa ini baik dari sisi pelaksanaan maupun pendanaan”, ujar Ir. Badiah dalam tanggapan Kepala Sub Direktorat Pengawetan Spesies dan Genetik Direktorat KKHSG.

 

 

 

Diakhir kegiatan Kepala Balai Besar KSDA Sulsel, Ir. Jusman dalam interaksi melalui video conference dengan Kasubdit Pengawetan Spesies dan Genetik Ir. Badiah menyampaikan “Semoga program kerjasama antara Balai Besar KSDA Sulsel dengan FFI bisa didukung oleh Direktorat KKHSG”. Kesimpulkan giat ini bahwa Anoa terbukti ada di Tahura Abdul Latief, dan akan dibentuk kelompok perlindungan TSL serta pendanaan berkelanjutan untuk pelestarian TSL.

 

 

 

 

Penanggung Jawab Berita:

BBKSDA Sulawesi Selatan   

 

Call Center BBKSDA Sulsel:

08114600883