SIARAN PERS
Nomor : SP.40/K.8/TU/Humas/09/2024
Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan Translokasi 17 Ekor Satwa Liar
ke Papua untuk Konservasi Spesies di Habitat Alami
Makassar, 20 September 2024. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan (BBKSDA Sulsel) melaksanakan translokasi satwa liar ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua (BBKSDA Papua), melalui cargo pesawat Citilink – Garuda Indonesia di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar menuju Bandara Mopah Merauke. Satwa liar tersebut merupakan serahan dari Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Wilayah Kerja Bandara Sultan Hasanuddin pada tanggal 27 Agustus 2024.
Ketujuh belas satwa liar yang telah ditranslokasikan meliputi 3 jenis satwa, yang terdiri atas 13 (tiga belas) ekor kura-kura leher ular punggung lebar (Chelodina longicollis), 3 (tiga) ekor soa payung (Chlamydosaurus kingii) dan 1 (satu) ekor biawak papua (Varanus salvadorii). Semuanya dikemas dalam 6 koli yang terdiri atas 17 box kandang. Untuk memonitor kondisi kesehatan dan keselamatan semua satwa selama perjalanan, satwa dilengkapi dengan dokumen Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Dalam Negeri (SATSDN), Sertifikat Kesehatan Hewan, dan Surat Keterangan Kesehatan Hewan.
Tim BBKSDA Papua telah menerima satwa-satwa tersebut di Bandara Mopah Merauke pada tanggal 21 September 2024, untuk selanjutnya dilakukan proses rehabilitasi dan pemulihan sebelum dilepasliarkan ke habitat aslinya. Kegiatan translokasi ini merupakan bagian dari upaya konservasi spesies untuk menjaga keberlangsungan hidup satwa liar dan memulihkan populasi di habitat aslinya. Untuk itu, Kami mengajak seluruh masyarakat untuk terus mendukung upaya pelestarian satwa liar demi keseimbangan ekosistem.
Kura-kura leher ular punggung lebar (Chelodina longicollis) memiliki leher panjang menyerupai ular yang memudahkan mereka meraih makanan di perairan tawar, seperti sungai dan danau di Papua dan Australia. Sementara itu, soa payung (Chlamydosaurus kingii) merupakan sejenis kadal yang termasuk dalam keluarga Agamidae yang ditemukan secara alami di Australia utara dan Papua Nugini bagian Selatan. Sedangkan biawak papua (Varanus salvadorii) adalah salah satu spesies biawak terbesar dengan tubuh yang kuat dan pola warna mencolok, hidup di hutan hujan tropis Papua sebagai predator yang terampil. Upaya konservasi perlu terus dilakukan untuk menjaga keanekaragaman hayati dan karena ketiga jenis satwa tersebut berperan penting dalam ekosistemnya.
Sumber Berita:
BBKSDA Sulawesi Selatan
Call Center BBKSDA Sulsel:
08114600883