Bantimuring 20 Maret 2021, Serangkaian dengan acara launching obyek wisata baru di Pattunuang Taman Nasional Babul di Kab Maros pada Sabtu 20 Maret 2021, Direktur Jenderal Konservasi SDA dan Ekosistem Ir Wiratno MSc menyerahkan piagam penghargaan kepada mitra mitra Balai Besar Konservasi SDA Sulsel yang telah bersinergi dalam program pelestarian TSL dan wisata alam berbasis masyarakat. Mitra BBKSDA Sulsel terdiri dari unsur masyarakat, masyarakat adat, NGO, swasta dan Pemerintah yang terdiri dari MA Mokole Nuha Kab Lutim, FFI, Burung Indonesia, Yayasan Bumi Sawerigading, Dinas Damkar Makassar, Dinas Damkar Maros, Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar, Fahutan Unhas, Prodi Kedokteran Hewan Unhas, Babes Karantina Pertanian Makassar, PT Pertamina Integrated Makassar, Hasriah Milenial pelestari penyu, Saparuddim Daeng Talli MMP TB Komara, Daeng Tiro Penggiat Wisata Bissoloro Kab Gowa..

Dalam sambutannya, Ir Wiratno sebagai Dirjen KSDAE sejak tahun 2018 ini memberikan apresiasi yang tinggi dan terima kasih atas inisiatif, inovasi dan kerjasama yang dilakukan oleh mitra mitra BBKSDA Sulsel dalam penyelamatan pelestarian satwa liar. Lebih lanjut Wiratno menekankan pentingnya membangun "extended family" karena para pihak dan masyarakat sebenarnya adalah sahabat dan kerabat konservasi dalam penyelamatan dan pelestarian satwa dan kelola wisata alam. Masyarakat sebagai  champion atau pejuang pejuang konservasi harus ditemukenali dan bersama sama bersinergi membangun peradaban. Bliau salute dengan peran Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar dalam pendekatan nature healing, termasuk peran animal rescue team Damkar Kota Makassar dan Maros yang berkolaborasi dalam penyelamatan satwa diperkotaan. Tidak kalah uniknya peran perusahaan ekspedisi JNE yang eksis di 200 titik di Sulselbar mempromosikan ke publik tentang pengiriman materi tumbuhan dan satwa liar harus memiliki dokumen health certificate dan SAT DN atau Surat Angkutan Dalam Negeri.

Dirjen KSDAE sebagai penukis buku "Wisata Intelektual"  tersebut mengatakan bahwa sampai dengan saat ini Ditjen KSDAE telah memberikan lebih dari 1000 piagam penghargaan kepada para champion konservasi. Ini merupakan wujud dari 10 cara baru dalam kelola kawasan konservasi di era milenial antara lain respek kepada adat budaya, berbasis sains dan kerjasama lintas sektor.

Disela sela sambuatannya Wiratno memberikan apresiasi kepada Ketua Adat Kemokolean Nuha Kab Lutim "Opu Andi Baso" atas dedikasi dan semangat nya dalam melestarikan ekossistem TWA Danau Matano lintas generasi.

Secara terpisah Kepala Balai Besar KSDA Sulsel, Ir Thomas Nifinluri MSc menekankan penting upaya pre emtiv dan preventif dalam pengendalian dan peredaran tumbuhan satwa liar untuk menekan praktek illegal trade. Pendekatan insitu dan eksitu, serta pendekatan tapak dan kota harus dijalankan secara sinergi sehingga keekonomian di tingkat tapak dan literasi konservasi TSL di kota dapat menjaga populasi satwa liar endemik dilindungi secara lestari. BBKSDA Sulsel melalui Tim Wildlife Rescue Unit nya tetap berkolaborasi bersama Akademisi, NGO, Pemerhati dan Media serta masyarakat tetap dikuatkan untuk membangun komitmen dan konsisten dalam penyelamatan dan pelestarian satwa liar.

Kegiatan launching obyek wisata alam Pattunuang yang didanai dari program SBSN 2020 diakhri dengan kunjungan ke wahana wisata antara lain jakir hiking dan kandang tarsius serta pusat informasi Pattunuang. Safe wildlife save life.