Tamalanrea, 25 Oktober 2018.Jumat kali ini terasa sedikit berbeda, aura jelang "weekend" biasanya dipenuhi dengan rencana berlibur kemana atau Mall apalagi kali ini yang akan dikunjungi. Sejumlah pegawai Bbksda Sulsel berkumpul diruang rapat untuk mendengarkan paparan pelaksanaan monitoring Anoa di Ca. Faruhumpenai yang disampaikan oleh Afrisal, PEH pelaksana yang bertugas di Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II, data series yang ditampilkan dan penggunaan metode Kings yang telah dimodifikasi untuk mendapatkan angka populasi satwa endemik Sulawesi di site monitoring Pongko, Ca. Faruhumpenai tersebut. Dalam sesi diskusi yang dibuka setelah presentasi, ide, saran dan pertukaran argumen secara sehat mewarnai pagi itu.
Setelah paparan tersebut, giliran Fadilah, S.Hut menyampaikan presentasi singkat pendampingan pembentukan kelompok masyarakat yang memiliki hak istimewa untuk turut berpartisipasi dalam pengelolaan kawasan konservasi dengan berfokus pada hasil hutan bukan kayu (HHBK) di kawasan TWA Sidrap dan TWA Lejja.
Setelah Jumatan, giliran Eko Yuwono, S.Hut, PNS yang sedang dalam status karyasiswa memaparkan rencana pelaksanaan sebuah project pengembangan kawasan konservasi yang menjadi oleh-oleh kepulangannya dari Benua Kangguru untuk mengikuti kursus singkat pengelolaan ekowisata dengan pelibatan masyarakat lokal disana. TWA Sidrap menjadi lokasi riset model pengelolaan wisata seperti apa yang cocok dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat tanpa meninggalkan efek buruk untuk kelestarian ekosistem kawasan konservasi tersebut.
Kepala BBKSDA Sulawesi Selatan, Ir. Thomas Nifinluri, M.Sc memberikan apresiasi atas ide ide yang muncul, kinerja pegawai yang baik dan meminta pelaksanaan presentasi-presentasi seperti ini untuk terus rutin dilaksanakan sehingga ide cemerlang tak tenggelam dalam satu otak saja dan masalah yang ditemukan dilapangan dapat diselesaikan bersama-sama, together everyone achieves more adalah makna sesungguhnya dari kerja bersama.