SIARAN PERS
Nomor : SP.17/K.8/TU/Humas/6/2025
Pelatihan Pemandu Pendakian Lokal TNGD
Tingkatkan Kompetensi dan Kesadaran Konservasi
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan (BBKSDA Sulsel) menyelenggarakan Pelatihan Interpretasi Keanekaragaman Hayati (Kehati) bagi Pemandu Pendakian Lokal Taman Nasional Gandang Dewata (TNGD) pada tanggal 26–28 Mei 2025 di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Pelatihan diikuti oleh berbagai elemen pemandu pendakian/wisata dan komunitas ekowisata seperti Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) Sulawesi Barat, Ekowisata Batu Bulan, Ekowisata Orong Sisiku, Kelompok Pecinta Alam (KPA) Quarlez, KPA Mamasa Pelang Buana, serta Pemandu Lokal Malino Gowa.
Pelatihan Interpretasi Kehati bagi pemandu lokal TNGD menghadirkan berbagai narasumber berkompeten: Maipa Dia Pati (Balai Besar KSDA Sulsel) membahas pengelolaan TNGD dan perizinan pemandu pendakian. Ibrahim Paotonan (Dinas Pariwisata Mamasa) menyampaikan strategi ekowisata daerah. Akademisi Universitas Sulawesi Barat, Muh. Syarif dan Yulsan Demma Semmu, memaparkan keanekaragaman hayati serta identifikasi flora-fauna endemik. Sementara itu, tim Klik Hijau, Dr. Anis Kurniawan dan Dr. Irfan Palippui, memberikan pelatihan teknik interpretasi wisata alam. Seluruh sesi dipandu oleh drh. Nur Fadhilah Pardan dari BBKSDA Sulsel.
Peningkatan Kapasitas dan Kesadaran Konservasi
Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan pemahaman para pemandu dalam menjelaskan kondisi ekosistem dan keanekaragaman hayati TNGD kepada pengunjung melalui pendekatan interpretasi yang komunikatif dan edukatif. Para peserta tidak hanya mempelajari tentang flora dan fauna endemik, tetapi juga tentang cara menyampaikan kepada wisatawan dengan menarik dan penuh makna. Mereka belajar dari para ahli, akademisi, praktisi wisata alam, hingga penggiat lingkungan, tentang pentingnya menjadi pemandu yang mampu menginspirasi dan mengedukasi.
Lebih dari itu, kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran dan semangat pelestarian alam pemandu lokal, sekaligus mendorong wisata berbasis konservasi yang mampu memberikan pengalaman wisata yang bermakna bagi pengunjung.
Hasilnya, lahir pemandu-pemandu yang tidak hanya mengenal jalur pendakian, tetapi juga memahami nilai konservasi alam. Karena melestarikan bukan hanya soal alam, tapi juga tentang masa depan wisata alam yang berkelanjutan.
Pengembangan Kapasitas Pemandu
Sebagai upaya mendukung pengembangan pemandu lokal ke depan, peserta mendiskusikan kebutuhan berupa pendampingan perizinan usaha mandiri, sosialisasi Standar Operasional Prosedur (SOP) pendakian, studi banding ke taman nasional yang telah sukses menerapkan pemanduan profesional, serta pelatihan Search and Rescue (SAR) guna meningkatkan kesiapsiagaan pemandu lokal.
Tingginya partisipasi peserta dalam pelatihan ini mencerminkan semangat dan komitmen bersama untuk mengembangkan wisata alam yang bertanggung jawab di kawasan TNGD. Bersama kita melangkah menuju masa depan TNGD yang lestari dan memberi manfaat berkelanjutan bagi masyarakat sekitar kawasan.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:
Sumber Berita:
BBKSDA Sulawesi Selatan
Call Center BBKSDA Sulsel:
08114600883