Makassar, 19 Desember 2018 – Bertempat di Pantai wisata Galesong, Takalar. BBKSDA SULSEL Bersama PERBAKIN dan Burung Indonesia menggelar kegiatan memperingati “hari konservasi kehidupan alam liar” yang berlangsung selama dua hari, 17-18 Desember 2018.

Kepala Bidang Evaluasi Tindak Lanjut Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup Pengelolaan Ekoregion Sulawesi dan Maluku (P3E Suma), Azri Rasul dalam acara ini menjadi moderator dari ke tiga pemateri dalam kegiatan ini yaitu: BBKSDA SULSEL, PERBAKIN Prov Sulsel dan Burung Indonesia.

Dalam kegiatan hari konservasi kehidupan alam liar tersebut BBKSDA SULSEL memaparkan mengenai “membangun cakrawala pengelolaan kawasan konservasi” Ir. Thomas Nifinluri, M.Sc  selaku Kapala Balai Besar dalam paparannya menjelaskan tentang 6 Point Strategi pengelolaan kawasan konservasi, Yaitu : Goods to Service, Comparative advantage to Competitive Advantage, From Forest to Landscape, Single Approach to Integrated, Holistic and multi disciplinary approach, Exclusive to Inclusive, participation and partnership dan Cost center to Profit center.

Ketua Bidang Berburu Perbakin Sulsel, Irawan Abadi dalam paparannya yang berjudul “Teknik dan strategi perburuan berdasarkan SOP Perbakin” menjelaskan “Di Perbakin tidak pernah dibenarkan untuk memburu Satwa yang dilindungi. Yang boleh diburu oleh Anggota Perbakin hanya Babi hutan dengan Senapan khusus berburu itupun harus One Shoot One Kill

Dari burung Indonesia dengan judul paparan “Populasi dan sebaran burung di provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi barat”  menjelaskan mengenai Burung-burung khas sulawesi yang terancam punah Seperti Julang Sulawesi, Kangkareng dan Maleo. Dalam paparannya Pantiati, bidodeversity officier burung indonesia menyampaikan “Untuk 2019 Konsentrasi kegiatan kami akan lebih banyak di Taman nasional Gandang Dewata baik itu kegiatan di desa sekitar Taman nasional serta dan penyelamatan Satwa Anoa di Taman Nasional Gandang Dewata “ (awan)

 

- Sumber Balai Besar KSDA Sulsel