Makassar, Kamis, 13 Juni 2019. Pejabat Fungsional dan Tenaga Teknis Lainnya adalah merupakan Think Tank atau sumber ide suatu institusi. Tim pemikir teknis ini berperan strategis dalam memberikan input, feedback, kritik serta ide-ide yang kreatif dan inovatif untuk kemajuan institusi dalam menghadapai permasalahan dan tantangan saat ini dan kedepan khususnya di Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan.
Saat ini tenaga fungsional dan tenaga teknis baik dengan status ASN maupun Pegawai Non ASN berjumlah 90 orang yang terdiri dari PEH 19 orang, Polhut 51 orang, Penyuluh Kehutanan 4 orang,Penggerak swadaya masyarakat 1 orang. Bhakti Rimbawan 5 orang Pemandu Wisata 5 orang, Dokter Hewan 1 orang, tenaga IT 1 orang, Animal keeper 2 orang. Tenaga fungsional tersebut diharapakan mampu mendukung tenaga manejerial untuk melaksanakan tugas dan fungsi yaitu perlindungan dan pengamanan Kawasan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan jasa lingkungan di 15 resort dan tapak yang tersebar di 2 Provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat) dan 9 Kabupaten/Kota dengan luas kawasan konservasi hampir mencapai 400 ribu hektar.
Dalam pengelolaan kawasan konservasi sangat kompleks dengan dinamika lapangan yang dinamis, kegiatan penyegaran ini dilakukan agar tenaga fungsional dan tenaga teknis lainnya mendapat soft Skill dan kapasitas/kompetensi kekinian untuk dapat menyikapi permasalahan yang ada. Adapun proses penyegaran ini diawali dengan Outbond untuk meningkatkan Team work yang bersinergi oleh Tim Creative BDK yang berisikan games-games seru.
Adapun narasumber hari pertama penyegaran pejabat fungsional dan tenaga teknis lingkup adalah Ir. Thomas Nifinluri, Msc selaku Kepala Balai Besar KSDA Sulsel, Sili suli seorang penulis buku sekaligus pecinta alam dan Nur Alim Djalil seorang Dosen di Universita Fajar, Wartawan dan juga Penulis Buku.
Kepala Balai Besar BBKSDA Thomas dalam topik paparannya menerangkan “Peran pejabat fungsional dan tenaga teknis lainnya dalam mendukung kinerja organisasi”. Dimana seorang pejabat fungsional yang baik haru memiliki ke 9 sifat yaitu : “1. Inisiator, 2. advisor, 3. Assessor, 4. Communicator, 5. Corrector, 6. Facilitator, 7. Investigator, 8. activator 9. Developer ” yang dilanjutkan Ir Anis Suratin selaku Kabidtek yang menerangkan mengenai regulasi dan tupoksi terbaru pejabat fungsional lingkup BBKSDA Sulsel.
Sili suli yang baru saja meluncurkan novel terbarunya berjudul “Surya, mentari dan rembulan” memberi penjelasan mengenai “Gagasan cerdas menulis seorang pecinta alam” dalam materinya di jelaskan best practice menulis cerdas dengan tema konservasi yaitu :
Narasumber berikutnya Nur Alim Djalil yang juga merupakan dosen di Universita Fajar menjelaskan topik “Teknik penulisan jurnalis popular dalam konteks konservasi sumber daya alam” dalam paparannya “ Siapa yang menulis permasalahan Konservasi dan memberitakannya yaitu kita semua, Tidak selalu jurnalis dan wartawan yang mempublikasikan dan menulis. Dengan menulis dapat mempengaruhi kebijakan dan aturan-aturan yang ada dimasyarakat. Diharapkan dapat menyuarakan permasalahan mengenai permasalahan konservasi”, pungkas Nur Alim. Salah satu Teknik menulis yang di terapkan adalah Teknik menulis deskriptif yaitu menulis secara detail seakan akan pembaca berada ditempat kejadian dengan syarat :
Sesi terakhir dari kegiatan hari pertama penyegaran pejabat fungsional dan tenaga teknis lainnya ini adalah evaluasi program dan peran pejabat serta menyusun rencana aksi dari permasalahan yang terjadi sekarang ini yaitu :
Acara penyegaran ini masih akan dilanjutkan ke-esokan harinya Jumat, 14 Juni 2019 dengan menghadirkan ASN Inspiratif tahun 2018 Ir. Hunggul Yudono SHN, M.Si, Peneliti bidang Hidrologi dan Konservasi Tanah denga topik “Kiat etos kerja ASN di era digital industri 4.0” dan Daeng Beta “Daeng Beta, Pegiat wisata perahu Rammang-rammang, Maros Karst dengan topik “Pembelajaran pengelolaan wisata alam berbasis masyarakat di Rammang-rammang Kab. Maros” [AWN]