BBKSDA Sulsel - Manado, 25 Mei 2018. Kepala Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan Ir. Thomas Nifinluri, M.Sc menghadiri rapat kerja teknis yang di selenggarakan di kantor Balai KSDA Sulawesi Utara Jum'at 25/5/2018. Acara juga di hadiri Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kehutanan propinsi serta Kepala UPT KLHK Ekoregion Sulawesi dan Maluku. Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku Ir. Darhamsyah, M.Si. membuka sekaligus memberikan sambutannya bahwa acara ini sangat strategis untuk pembahasan program-program kegiatan dan mensinergikan program kegiatan antara pusat dan daerah. Adapun kegiatan ini untuk mengevaluasi hasil capaian sasaran strategis (sastra) serta mendorong para pihak untuk menyusun program/kegiatan secara bersama dan simultan dalam meningkatkan capaian sastra di wilayah kerja masing-masing.
Dalam rakernis disampaikan hasil capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2017 ekoregion Sulawesi dan Maluku yang meliputi 6 Indikator utama yaitu: 1. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup; 2. Jumlah PNBP dari produksi barang dan jasa hutan dan lingkungan hidup; 3. Nilai Ekspor hasil hutan; 4. Jumlah kumulatif kawasan konservasi yang memiliki efektifitas pengelolaan minimal 70%; 5. Jumlah kumulatif KPH yang memproduksi barang dan jasa secara lestari berbasis desa; dan 6. Luas kumulatif kawasan hutan yang dikelola oleh masyarakat dan di kembangkan sebagai sentra produksi hasil hutan berbasis desa. Dari 6 IKU tersebut yang menjadi tanggung jawab KSDAE adalah IKU 2 tentang Jumlah PNBP dan IKU 4 tentang efektifitas pengelolaan kawasan konservasi. Pada kesempatan itu juga disampaikan juga materi tentang pelaksanaan kegiatan pengendalian pencemaran air dan udara serta pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi bidang LHK Provinsi Sulut oleh Kepala DLH Prov. Sulut.
Diskusi yang berkembang adalah bagaimana kedepan instansi pengelola lingkungan hidup dan kehutanan dapat menindaklanjuti hasil-hasil pemantauan dan capaian IKU, sehingga tidak berhenti hanya sampai pada memperoleh data saja tapi sampai ke tahap analisis yang lebih tajam. Pada akhir sesi diskusi ditekankan bahwa indikator-indikator yang telah ada yaitu indeks kualitas lingkungan hidup, indeks tata kelola hutan, indeks daya dukung dan daya tampung lingkungan harus dapat di tingkatkan karena hal tersebut merupakan cerminan dari kinerja instansi pengelola lingkungan hidup dan kehutanan. Disampaikan juga bahwa pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan yang dilakukan haruslah berbasis ekosistem, serta keberpihakan kepada publik.
Sumber: Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan